(May the peace, mercy, and blessings of Allah be upon you)
Ini adalah mesin jahit pertama yang aku miliki. Dibawa ini adalah sekelumit kisah perjalanan dari si mesin jahit ini:
Domestic Rotary
Sewing Machine
Aku adalah mesin
jahit kuno. Namku Domestic Rotary, terlahir di Domestic Sewing Mach. Co. INC,
Cleveland, Ohio, USA E-6354 dengan nomor seri 153MG – 80917. Aku tak tahu tahun
berapa aku dilahirkan yang pastinya sudah sangat kuno. Dengan pemilikku yang
sekarang saja aku sudah lebih dari 20 tahun dengannya, tepatnya aku mulai
dimiliki olehnya mulai dari pertengan tahun 1987. Dia tidak tahu berapa lama
aku dimiliki oleh pemilikku sebelumnya. Disini pemilikku yang sekarang (wanita
Indonesia) akan membantu aku untuk menceritakan sejarah diriku sejak awal dia
memilikiku.
Alkisah, suatu
hari aku diserahkan oleh pemilikku sebelumnya (Ms. X) ke seorang sahabatnya
(ibunya Jane) karena dia sudah uzur dan harus masuk rumah jompo. Sahabatnya
tersebut sudah memiliki mesin jahit sendiri, oleh karena itu dia serahkan ke
anak wanitanya yang bernama Jane. Akan tetapi si Jane juga sudah memilik mesin
jahit sendiri. Pertama Jane bingung mau diapakan mesin jahit itu, tapi tiba2
dia ingat bahwa sahabatnya yang orang Indonesia pernah cerita bahwa dia bisa
menjahit. Langsung dia bilang ke ibunya untuk memberikan mesih jahit itu ke
sahabat Indonesianya.
Jane pun
menawarkan ke sahabatnya itu sebuah mesih jahit. “Yanti, would you like to have
a sewing machine? I got it from my mother’s friend that she already should stay
at elderly nursery house. Yantipun menjawab dengan exiting “of course I would
like to have the sewing machine. How much should I pay?”. Jane said “No need to
pay anything, may be you only need to take it to the service place, may be
something wrong with the lamp. May be it would cost you about $25 to fix it. Yantipun dengan senang hati
menerima tawaran itu. Yanti minta tolong suaminya untuk mengantarkannya kerumah
Jane untuk menjemput mesin jahit itu. Suaminyapun setuju dan langsung
mengantarnya sore itu juga sepulangnya dari sekolah. Sejak saat itu resmilah
aku menjadi milik Yanti. Sesampainya dirumah, Yanti pun dengan antusias mencoba
aku sebelum dibawa ke tempat service, dengan ditolong suaminya. Waktu
dinyalakan, aku nyala dengan sempurna, dan ketika lampu di coba, juga nyala
dengan sempurna. Yanti pun bersorak kegirangan karena aku tidah perlu dibawa ke
tempat service. Uang $25 yang diperkirakan akan keluarpun aman dan Yanti bisa
langsung menggunakan aku untuk menjahit. Mulailah hari2 ku bekerja yang
dikendalikan oleh Yanti. Dia tampak sangat bahagia mempunyai kesibukan baru.
Yanti tidak pernah menyangka bahwa dia akan memilikiku dan dapat membuat baju
selama tinggal di Amerika. Saat itu Yanti sedang hamil, maka diapun mulai
membuat sendiri persiapan untuk bayinya seperti satu set untuk tempat tidur dan
lain-lain.
Setahun kemudia
mulailah perjalananku, Januari 1989, Yanti dijemput suaminya untuk ikut tinggal
di negara suaminya itu, Saudi Arabia. Akupun turut dibawa kesana. Disana aku
masih dipakai Yanti sekali2 walaupun sempat dia membeli mesih jahit lain yang
lebih canggih dan baru. Aku sempat khawati bahwa Yanti akan melupakan diriku
yang sudah kuno ini, tapi ternyata Yanti lebih menyukai memakai aku ketimbang
mesih jahit barunya.
Dua tahun
kemudian, kira2 bulan September 1991, Yanti pulang ke negaranya Indonesia, aku
ditinggalkannya di Saudi Arabia, aku disimpan di ruangan pembantunya. Aku
kesepian, aku tidak tahu dimana Yanti, aku sangat merindukan belaian tangan
Yanti ketika dia menggunakan aku untuk menjahit. Aku tidak tahu mengapa Yanti
pulang ke Indonesia dan akan berapa lama. Beberapa bulan kemudian, waktu
suaminya akan datang mengunjunginya, Yantipun minta tolong suaminya untuk
membawa aku ke Indonesia. Ternyata Yanti tidah mau lepas dari aku, dia selalu
mengingat aku. Mulailah perjalananku berikutnya, ke Indonesia. Aku tidak pernah
menyangka perjalanku akan sepanjang ini.
Awal pertama aku
di Indonesia, aku sempat dibawa ke Bandung karena saat itu Yanti tinggal
bersama kakaknya di Bandung. Beberapa bulan kemudian Yanti pindah ke Jakarta
dan aku tetap dibawanya. Mulai saat itu aku selalu ikut kemanapun Yanti
tinggal; pertama di Meruya dirumah kakaknya, kemudian Yanti pindah kost di Jl.
Danau Toba (Benhil) aku ikut; berikutnya Yanti pindah kost ke jalan Gg Al Falaq
(Benhil), aku turut juga; setelah itu Yanti pindah ke rumah susun Benhil I aku
nggak ketinggalan; lalu Yanti pindah ke rumah adiknya di Pesanggrahan akupun
tetap dibawa; Yanti pindah lagi ke apartemennya di Gateway, pastinya aku turut
serta. Semoga ini adalah pindahannya yang terakhir.
Selama Yanti
memiliku, aku sangat aktif digunakannya, makanya sampai saat ini aku masih
bekerja dengan baik walaupun aku sudah bisa dibilang sebagai barang antique dan
boleh dibilang barang yang unique karena sepertinya di Indonesia tidak ada yang
kenal mesin jahit bernama Domestic. Mungkin aku adalah satu-satunya mesih jahit
bermerek Domestic di Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana bangganya Yanti
memilikiku walaupun sudah banyak
berbagai macam mesin jahit yang canggih tapi dia tetap setia memiliku
dan tetap menggunakanku untuk menjahit aneka ragam.
Ini adalah
wujudku dalam beberapa pose:
Aku pun punya
beberapa alat tambahannya seperti alat pembuat lobang kancing
Alat pembuat lobang
kancing dan beberapa alat ukuran lobang kancing
Alat tambahan
lainya adalah beberapa alat yang berfungsi untuk berbagai jenis jahitan. Seperti:
- Alat untuk membantu membuat kerutan dalam berbagai ukuran
- Alat untuk membantu membuat lipatan pinggir kain dalam bebarapa ukuran
- Alat untuk membantu memasang ritzleting
Ada beberapa alat yang pemilikku sekarang
tidak mengetahui dengan persis kegunaannya karena dia tidak pernah memiliki
buku petunjuk pemakaianku. Ya namanya juga barang second, antique lagi. Udah
untung masih bisa digunakan. Alat membuat lobang kancing itupun dengan coba2
saja cara pemakaiannya karena Yanti belum pernah melihat alat seperti itu
sebelumnya dan untungnya berhasil. Alat pembuat lobang kancing inilah salah
satunya yang menyebabkan Yanti sangat setia memilikiku. Alat tambahan lainku
belum pernah dengan serius dicoba oleh Yanti. Berikut adalah gambar dari semua
alat2 tambahanku
Inilah sekelumit
kisah kehidupan ku yang panjang bersama Yanti, pemilikku yang kedua. Akankah
aku berkesempatan untuk mudik ke tempat kelahiranku Amerika? Mmmmm… mungkin
saja kalo Tuhan berkehendak.
No comments:
Post a Comment